Mengenal Data GeoJSON untuk Analisis Geospasial


Analisis geospasial adalah pendekatan yang digunakan untuk memahami fenomena berbasis lokasi dengan menggabungkan data spasial (geometri) dan informasi tambahan lainnya. Dalam praktiknya, analisis ini dapat diterapkan untuk berbagai keperluan seperti pemetaan wilayah rawan bencana, perencanaan infrastruktur, pemantauan lingkungan, hingga pengembangan bisnis berbasis lokasi. Dengan meningkatnya ketersediaan data spasial digital serta kompleksitasnya, kebutuhan akan format yang efisien menjadi semakin penting. Saat ini, salah satu format standar yang umum digunakan adalah GeoJSON.
GeoJSON (Geographic JavaScript Object Notation) adalah format berbasis teks yang dirancang untuk menyimpan data geospasial dengan cara yang terstruktur, fleksibel, serta kompatibel dengan berbagai platform. Format ini sangat penting dalam dunia analisis spasial dan visualisasi peta, karena memudahkan pertukaran data antar sistem dan memungkinkan integrasi dengan berbagai perangkat lunak dan pustaka modern.
Baca juga: Visualisasi Data Gempa Bumi Indonesia dengan Bahasa R
Mengapa GeoJSON?
GeoJSON bukan hanya sekadar format penyimpanan data spasial, tetapi juga menjadi jembatan penting dalam menghubungkan data spasial dengan berbagai aplikasi digital. Penggunaannya yang luas dalam peta interaktif, sistem informasi geografis (GIS), hingga analisis data spasial berbasis kode menjadikannya pilihan utama di berbagai sektor.
Beberapa kelebihan GeoJSON antara lain:
- Pertukaran Data: GeoJSON adalah format terbuka yang memungkinkan pertukaran data geospasial antar sistem dan organisasi dengan mudah.
- Kompatibilitas Tinggi: Format GeoJSON dapat dibaca oleh berbagai bahasa pemrograman (R, Python, JavaScript) dan software GIS (QGIS, ArcGIS).
- Struktur Sederhana: Dibangun dengan format JSON yang familiar dan mudah dibaca baik oleh manusia maupun mesin.
- Mendukung Berbagai Jenis Geometri: Termasuk titik (Point), garis (LineString), poligon (Polygon), serta versi kumpulan geometri-nya (MultiPoint, MultiLineString, MultiPolygon).
- Integrasi Web Mudah: Sangat cocok untuk digunakan bersama pustaka seperti Leaflet dan Mapbox untuk peta interaktif.
- Berbasis WGS84: Menggunakan sistem koordinat geografi global yang umum digunakan dalam GPS dan pemetaan digital.
Struktur Data GeoJSON
GeoJSON memiliki struktur yang fleksibel namun tetap mengikuti pola tertentu yang memudahkan pengguna dalam menyimpan dan memahami informasi spasial. Format ini memanfaatkan struktur JSON yang terdiri dari pasangan kunci-nilai (key-value pairs), menjadikannya sangat mudah untuk diproses secara programatik atau dibaca langsung oleh manusia.
Dokumen GeoJSON diawali dengan properti type
, yang menyatakan tipe utama objek. Terdapat beberapa tipe objek utama dalam GeoJSON:
Geometry
: Objek geometri tunggal sepertiPoint
,LineString
, atauPolygon
.Feature
: Objek yang terdiri dari geometri dan atribut (properties
) sebagai satu kesatuan.FeatureCollection
: Kumpulan dari banyak objekFeature
, yang umum digunakan dalam peta wilayah atau data spasial skala besar.
Setiap Feature
di dalam FeatureCollection
biasanya memiliki dua bagian penting:
geometry
: berisi informasi bentuk spasial objek, seperti koordinat dan jenis geometri.properties
: memuat data deskriptif yang menjelaskan entitas spasial, seperti nama, ID, kategori, atau statistik terkait.
GeoJSON secara default menggunakan sistem koordinat WGS84 (EPSG:4326), yang merupakan standar global untuk peta dan GPS. Informasi koordinat disusun dalam urutan [longitude, latitude]
, bukan [latitude, longitude]
seperti pada banyak aplikasi umum.
Contoh Data GeoJSON
Untuk memahami bagaimana bentuk data GeoJSON, pada bagian ini disajikan berbagai jenis objek spasial direpresentasikan dalam format ini. Setiap jenis geometri, baik titik, garis, area, hingga kombinasinya memiliki konten yang mungkin agak berbeda, namun tetap mengikuti prinsip dasar yang sama: adanya type
, geometry
, dan properties
.
Point (Titik Lokasi Gempa)
Struktur ini mendeskripsikan satu titik lokasi tertentu, misalnya gempa dengan informasi koordinat dan atribut berupa nama lokasi dan magnitudo.
GeoJSON
{ "type": "Feature", "geometry": { "type": "Point", "coordinates": [100.0, -0.5] }, "properties": { "lokasi": "Padang", "magnitudo": 6.3 } }
LineString (Jalan Raya)
Objek ini mewakili sebuah garis lintasan yang bisa menggambarkan jalan, rel kereta api, sungai, atau jaringan utilitas lainnya.
GeoJSON
{ "type": "Feature", "geometry": { "type": "LineString", "coordinates": [ [100.0, -0.5], [101.0, -0.6], [102.0, -0.7] ] }, "properties": { "nama": "Jalan Trans Sumatera", "tipe": "jalan utama" } }
Polygon (Wilayah Administrasi)
Polygon digunakan untuk menggambarkan wilayah tertutup seperti batas provinsi, desa, taman nasional, atau zona-zona lainnya. Wilayah tertutup ini dapat dilihat dari elemen coordinates
di mana koordinat awal dan koordinat akhir adalah sama sehingga membentuk area tertutup.
GeoJSON
{ "type": "Feature", "geometry": { "type": "Polygon", "coordinates": [ [ [100.0, -0.5], [101.0, -0.5], [101.0, -1.0], [100.0, -1.0], [100.0, -0.5] ] ] }, "properties": { "nama_provinsi": "Sumatera Barat", "kode_provinsi": "13" } }
Multi Polygon (Kumpulan Wilayah)
Data administrasi Indonesia misalnya dapat mencakup banyak kepulauan. Untuk itu digunakan MultiPolygon
. Struktur ini memungkinkan satu fitur memiliki lebih dari satu area terpisah secara geografis, sangat berguna untuk menangkap wilayah kepulauan seperti contohnya area daratan untuk Kepulauan Riau.
GeoJSON
{ "type": "Feature", "geometry": { "type": "MultiPolygon", "coordinates": [ [[[100.0, -0.5], [101.0, -0.5], [101.0, -1.0], [100.0, -1.0], [100.0, -0.5]]], [[[102.0, -2.0], [103.0, -2.0], [103.0, -2.5], [102.0, -2.5], [102.0, -2.0]]] ] }, "properties": { "nama_provinsi": "Kepulauan Riau", "kode_provinsi": "21" } }
FeatureCollection (Kumpulan Data Gempa)
Dalam praktik analisis geospasial, kita sering kali bekerja dengan kumpulan data, bukan hanya satu fitur tunggal. GeoJSON menyediakan tipe FeatureCollection
untuk menampung banyak fitur sekaligus, misalnya kumpulan gempa dalam satu bulan. Contoh berikut ini menampilkan dua kejadian gempa dalam satu dokumen GeoJSON.
GeoJSON
{ "type": "FeatureCollection", "features": [ { "type": "Feature", "properties": { "mag": 4.8, "place": "80 km SE of Modayag, Indonesia", "time": 1622900000000 }, "geometry": { "type": "Point", "coordinates": [124.9253, 0.6557, 10] } }, { "type": "Feature", "properties": { "mag": 5.1, "place": "112 km NNW of Tual, Indonesia", "time": 1622910000000 }, "geometry": { "type": "Point", "coordinates": [131.2544, -4.9863, 35] } }, { "type": "Feature", "properties": { "mag": 5.3, "place": "60 km W of Bengkulu, Indonesia", "time": 1622920000000 }, "geometry": { "type": "Point", "coordinates": [101.056, -3.9024, 26] } } ] }
Kesimpulan
GeoJSON merupakan standar terbuka yang sangat fleksibel untuk merepresentasikan informasi spasial dalam bentuk struktur JSON yang mudah dibaca. Dengan memahami struktur data GeoJSON, kita bisa lebih efektif dalam menganalisis, memvisualisasikan, dan mengembangkan sistem yang berorientasi pada lokasi, baik di web, desktop GIS, maupun dalam pemrograman data spasial.
baca juga: Visualisasi Peta Choropleth dengan Folium